Thursday, March 27, 2008

kerana dia manusia biasa

Petikan emel yang diforward, dikongsi bersama untuk kita renungkan.


Assalamualaikum. Semoga bermanfaat.... baik utk yang melamar ataupun yang dilamar, ataupun bagi yang sudah berumah tangga...

Renungan buat yang sedang mencari pasangan hidup ataupun yang sedang mengemudi bahtera rumah tangga.. Mengapa? Kerana Dia Manusia Biasa...

Kerana Dia Manusia Biasa...

Setiap kali ada sahabat yang ingin menikah, saya selalu mengajukan pertanyaan yang sama. Kenapa kamu memilih dia sebagai suami/isterimu? Jawabannya ada bermacam-macam. Bermula dengan jawaban kerana Allah hinggalah jawaban duniawi.

Tapi ada satu jawaban yang sangat menyentuh di hati saya. Hingga saat ini saya masih ingat setiap detail percakapannya. Jawaban dari salah seorang teman yang baru saja menikah. Proses menuju pernikahannya sungguh ajaib.

Mereka hanya berkenalan 2 bulan. Kemudian membuat keputusan menikah. Persiapan pernikahan mereka hanya dilakukan dalam waktu sebulan saja. Kalau dia seorang akhwat, saya tidak hairan. Proses pernikahan seperti ini selalu dilakukan. Dia bukanlah akhwat, sebagaimana saya. Satu hal yang pasti, dia jenis wanita yang sangat berhati-hati dalam memilih suami.

Trauma dikhianati lelaki membuat dirinya sukar untuk membuka hati. Ketika dia memberitahu akan menikah, saya tidak menganggapnya serius. Mereka berdua baru kenal sebulan. Tapi saya berdoa, semoga ucapannya menjadi kenyataan. Saya tidak ingin melihatnya menangis lagi.

Sebulan kemudian dia menemui saya. Dia menyebutkan tarikh pernikahannya.

Serta meminta saya untuk memohon cuti, agar dapat menemaninya semasa majlis pernikahan. Begitu banyak pertanyaan dikepala saya. Sebenarnya...!!!

Saya ingin tau, kenapa dia begitu mudah menerima lelaki itu. Ada apakah gerangan? Tentu suatu hal yang istimewa. Hingga dia boleh memutuskan untuk bernikah secepat ini. Tapi sayang, saya sedang sibuk ketika itu (benar-benar sibuk).

Saya tidak dapat membantunya mempersiapkan keperluan pernikahan. Beberapa kali dia menelefon saya untuk meminta pendapat tentang beberapa perkara.

Beberapa kali saya telefon dia untuk menanyakan perkembangan persiapan pernikahannya. That's all...... Kami tenggelam dalam kesibukan masing-masing.

Saya menggambil cuti 2 hari sebelum pernikahannya. Selama cuti itu saya memutuskan untuk menginap dirumahnya.

Pukul 11 malam sehari sebelum pernikahannya, baru kami dapat berbual -hanya- berdua. Hiruk pikuk persiapan akad nikah besok pagi, sungguh membelenggu kami. Pada awalnya kami ingin berbual tentang banyak hal.

Akhirnya, dapat juga kami berbual berdua. Ada banyak hal yang ingin saya tanyakan. Dia juga ingin bercerita banyak perkara kepada saya. Beberapa kali Mamanya mengetok pintu, meminta kami tidur.

"Aku tak boleh tidur." Dia memandang saya dengan wajah bersahaja. Saya faham keadaanya ketika ini.

"Matikan saja lampunya, biar disangka kita dah tidur."

"Ya.. ya." Dia mematikan lampu neon bilik dan menggantinya dengan lampu yang samar. Kami meneruskan perbualan secara berbisik-bisik.

Suatu hal yang sudah lama sekali tidak kami lakukan. Kami berbual banyak perkara, tentang masa lalu dan impian-impian kami. Wajah keriangannya nampak jelas dalam kesamaran. Memunculkan aura cinta yang menerangi bilik ketika itu. Hingga akhirnya terlontar juga sebuah pertanyaan yang selama ini saya pendamkan.

"Kenapa kamu memilih dia?" Dia tersenyum simpul lalu bangkit dari baringnya sambil meraih HP dibawah bantalku. Perlahan dia membuka laci meja hiasnya. Dengan bantuan lampu LCD HP dia mengais lembaran kertas di dalamnya.

Perlahan dia menutup laci kembali lalu menyerahkan sekeping envelop kepada saya. Saya menerima HP dari tangannya. Envelop putih panjang dengan cop surat syarikat tempat calon suaminya bekerja. Apa ni. Saya melihatnya tanpa mengerti. Eeh..., dia malah ketawa geli hati.

"Buka aja." Sebuah kertas saya tarik keluar. Kertas putih bersaiz A4, saya melihat warnanya putih. Hehehehehehe.. ......

"Teruknya dia ni." Saya menggeleng-gelengkan kepala sambil menahan senyum. Sementara dia cuma ketawa melihat ekspresi saya. Saya mula membacanya. Saya membaca satu kalimat diatas, dibarisan paling atas. Dan sampai saat inipun saya masih hafal dengan kata-katanya. Begini isi surat itu........

**********


Kepada Yth ........

Calon isteri saya, calon ibu anak-anak saya, calon menantu Ibu saya dan calon kakak buat adik-adik saya

Assalamu'alaikum Wr Wb

Mohon maaf kalau anda tidak berkenan. Tapi saya mohon bacalah surat ini hingga akhir. Baru kemudian silakan dibuang atau dibakar, tapi saya mohon, bacalah dulu sampai selesai.

Saya, yang bernama ................ menginginkan anda .............. untuk menjadi isteri saya. Saya bukan siapa-siapa. Saya hanya manusia biasa. Buat masa ini saya mempunyai pekerjaan.

Tetapi saya tidak tahu apakah kemudiannya saya akan tetap bekerja. Tapi yang pasti saya akan berusaha mendapatkan rezeki untuk mencukupi keperluan isteri dan anak-anakku kelak.

Saya memang masih menyewa rumah. Dan saya tidak tahu apakah kemudiannya akan terus menyewa selamannya. Yang pasti, saya akan tetap berusaha agar isteri dan anak-anak saya tidak kepanasan dan tidak kehujanan.

Saya hanyalah manusia biasa, yang punya banyak kelemahan dan beberapa kelebihan. Saya menginginkan anda untuk mendampingi saya. Untuk menutupi kelemahan saya dan mengendalikan kelebihan saya. Saya hanya manusia biasa. Cinta saya juga biasa saja.

Oleh kerana itu. Saya menginginkan anda supaya membantu saya memupuk dan merawat cinta ini, agar menjadi luar biasa.

Saya tidak tahu apakah kita nanti dapat bersama-sama sampai mati. Kerana saya tidak tahu suratan jodoh saya. Yang pasti saya akan berusaha sekuat tenaga menjadi suami dan ayah yang baik.

Kenapa saya memilih anda? Sampai saat ini saya tidak tahu kenapa saya memilih anda. Saya sudah sholat istiqarah berkali-kali, dan saya semakin mantap memilih anda.

Yang saya tahu, Saya memilih anda kerana Allah. Dan yang pasti, saya menikah untuk menyempurnakan agama saya, juga sunnah Rasulullah. Saya tidak berani menjanjikan apa-apa, saya hanya berusaha sekuat mungkin menjadi lebih baik dari sekarang ini.

Saya memohon anda sholat istiqarah dulu sebelum memberi jawaban pada saya. Saya beri masa minima 1 minggu, maksima 1 bulan. Semoga Allah ridho dengan jalan yang kita tempuh ini. Amin

Wassalamu'alaikum Wr Wb


**********


Saya memandang surat itu lama. Berkali-kali saya membacanya. Baru kali ini saya membaca surat 'lamaran' yang begitu indah.

Sederhana, jujur dan realistik. Tanpa janji-janji yang melambung dan kata yang berbunga-bunga. Surat cinta biasa.

Saya menatap sahabat disamping saya. Dia menatap saya dengan senyum tertahan.

"Kenapa kamu memilih dia......?"

"Kerana dia manusia biasa........ " Dia menjawab mantap. "Dia sedar bahawa dia manusia biasa. Dia masih punya Allah yang mengatur hidupnya.

Yang aku tahu dia akan selalu berusaha tapi dia tidak menjanjikan apa-apa. Soalnya dia tidak tahu, apa yang akan terjadi pada kami kemudian hari. Entah kenapa, justru itu memberikan kesenangan tersendiri buat aku.."

"Maksudnya?"

"Dunia ini fana. Apa yang kita punya hari ini belum tentu besok masih ada. betuI tak? Paling tidak.... Aku tau bahawa dia tidak akan frust kalau suatu masa nanti kami jadi miskin."

"Ssttt......."
Saya menutup mulutnya. Khuatir kalau ada yang tau kami belum tidur. Terdiam kami memasang telinga.

Sunyi. Suara jengkering terdengar nyaring diluar tembok. Kami saling berpandangan lalu gelak sambil menutup mulut masing-masing.

"Udah tidur. Besok kamu mengantuk, aku pula yang dimarahi Mama." Kami kembali berbaring. Tapi mata ini tidak boleh pejam. Percakapan kami tadi masih terngiang terus ditelinga saya.

"Gik.....?"

"Tidur...... Dah malam." Saya menjawab tanpa menoleh padanya. Saya ingin dia tidur, agar dia kelihatan cantik besok pagi. Rasa mengantuk saya telah hilang, rasanya tidak akan tidur semalaman ini.

Satu lagi pelajaran dari pernikahan saya peroleh hari itu. Ketika manusia sedar dengan kemanusiannya. Sedar bahawa ada hal lain yang mengatur segala kehidupannya. Begitu juga dengan sebuah pernikahan. Suratan jodoh sudah terpahat sejak ruh ditiupkan dalam rahim. Tidak ada seorang pun yang tahu bagaimana dan berapa lama pernikahannya kelak.

Lalu menjadikan proses menuju pernikahan bukanlah sebagai beban tetapi sebuah 'proses usaha'. Betapa indah bila proses menuju pernikahan mengabaikan harta, tahta dan 'nama'.

Status diri yang selama ini melekat dan dibanggakan (aku anak orang ini/itu), ditanggalkan.

Ketika segala yang 'melekat' pada diri bukanlah dijadikan pertimbangan yang utama. Pernikahan hanya dilandasi kerana Allah semata. Diniatkan untuk ibadah. Menyerahkan segalanya pada Allah yang membuat senarionya. Maka semua menjadi indah.

Hanya Allah yang mampu menggerakkan hati setiap HambaNYA. Hanya Allah yang mampu memudahkan segala urusan. Hanya Allah yang mampu menyegerakan sebuah pernikahan.

Kita hanya boleh memohon keridhoan Allah. MemintaNYA mengurniakan barokah dalam sebuah pernikahan. Hanya Allah jua yang akan menjaga ketenangan dan kemantapan untuk menikah. Jadi, bagaimana dengan cinta?

Ibu saya pernah berkata, Cinta itu proses. Proses dari ada, menjadi hadir, lalu tumbuh, kemudian merawatnya. Agar cinta itu dapat bersemi dengan indah menaungi dua insan dalam pernikahan yang suci. Cinta tumbuh kerana suami/isteri (belahan jiwa).

Cinta paling halal dan suci. Cinta dua manusia biasa, yang berusaha menggabungkannya agar menjadi cinta yang luar biasa. Amin.

Wallahu 'alam

Friday, March 21, 2008

zina + nikah

Pembetulan emel mengenai zina dan perkahwinan yang saya dapat. Mengatakan bapa kepada kandungan hasil zina tu tak boleh mengahwini si ibu sebelum kandungan itu dilahirkan. Benar, tapi ada perbezaan dalam mazhab Syafi'e.

Soalan:

Salam, saya ade kemusykilan sket...

soalan saya :

1. Boleh ke kawen dgn pompuan yg tengah mengandung?

2. Camne klu yg dah terlanjur, leh ke klu bapak budak tu nak kawen dgn pompuan tu sbelum baby tu lahir?

3. Adekah pernikahan tuk soalan 1 dan 2 tu sah?

4. Klu da nikah, nak kene wat ape? cerai serta merta ke?

5. Adekah akan dikira zina klu diorang da nikah?

6. Apekah hak2 anak luar nikah? die xleh dibintikan kepada bapak die kan? so die leh ke klu nak kawen dgn bapak die?

7. Bapak die adalah bukan mahram kepada anak die?

8. seorang lelaki dan pompuan dah tinggal sekedudukan, leh ke klu dioran g kawen serta merta? ke nak tunggu tempoh dulu nak tgk pompuan tu ngandung ke x? klu xngandung leh kawen? klu ngandung xleh kawen?



wasalam...



Jawapan:

Wassalam

al-Jawab:

Jawapan adalah berdasarkan madzhab Syafi'iy dan tarjih Syaikhul Islam Ibn Taymiyah sebagai perbandingan.

1. Bolehkah seorang lelaki berkahwin dengan perempuan yang sedang mengandung?
Jawab:
Madzhab Syafi'iy membolehkan lelaki mengahwini perempuan hamil secara mutlak berdalilkan QS anNisaa': 24 (dan dihalalkan bagi kamu selain yang demikian)
Pendapat Ibn Taymiyah: tidak sah nikahnya kerana wanita hamil wajib iddah terlebih dahulu. Dalilnya: QS alMumtahinan: 10 (wahai orang beriman apabila datang berhijrah kepadamu perempuan beriman, hendaklah kamu uji mereka)
HR Abu Sa'ied alKhudri ra, sabda saw, " perempuan hamil dilarang dinikahi sampai ia melahirkan." HR Abu Daud, disahihkan oleh al-Albani

2. Lelaki yang terlanjur dengan seorang gadis, apakah boleh dia berkahwin sebelum kandungannya itu lahir?
Madzhab Syafi'iy: Boleh dan sah nikahnya. Dalil: QS anNuur: 03 (lelaki yang berzina tidak mengahwini melainkan perempuan yang berzina)
IT: Boleh berkahwin selepas taubat dan selepas bersalin. (Majmu' Fatawa, jld 32/ 5-224)

3. sah menurut madzhab syafi'iy dan tidak sah menurut Imam Ibn Taymiyah.

4. kalau dah nikah, nak buat apa?
syafi'iyah: Kalau dah nikah dan didapati perempuan itu hamil, maka jika lelaki tertipu, maka boleh cerai serta merta. Jika lelaki itu suka, maka akad nikah itu sah (almuhadzab, 2/45)
IT: kena cerai serta merta dan mahar dipulangkan. (MF jld 32, ibid)

5. apakah dikira zina kalau nikah?
syafi'iyah: kalau dah nikah dan lelaki sudah redha dan membayar mahar, maka sahlah.
IT: Nikah dengan perempuan tidak sah dan kalau jima'boleh dianggap zina

6. Anak luar nikah
semua madzhab tidak boleh dinasabkan kepada mana-mana lelaki. Apakah dia boleh kawin dengan lelaki yang berzina dgn ibunya?

syafi'iyah kata boleh, manakala IT kata tak boleh berdasarkan hadith Bukhari, "alwalad lil firash"yakni anak itu bagi lelaki yang menggauli si ibunya", maksudnya anak yang ada DNA lelaki itu tetap haram walapun ia terjadi hasil dari zina.

Hukum ini berubah jika anak itu lahir dalam tempoh minimum 6 bulan selepas perkahwinan menurut madzhab syafi iy (seperti yg dibahaskan di ruangan Diskusi)

7. bukan mahram kerana mahram ditentukan melalui nasab yang sah

8. sudah dibahaskan di atas. ini soalan ulangan. sekian


Sumber: al-ahkam.net

Wednesday, March 19, 2008

hari lahir muhammad

Pernahkah kalian rasa rindu sangat pada Muhammad, nabi kita? Bila...

Berlaku pergolakan sana sini, penindasan atas umat Islam ditambah dengan pertelingkahan antara sesama Islam sendiri? Apa agaknya tindakan Muhammad?

Dalam negara, banyak kontroversi dalam kepimpinan. Dari pemilihan pemimpin sehinggalah dalam kepimpinan itu sendiri yang penuh dengan unsur-unsur yang sangat bertentangan dengan ajaran Muhammad. Apakah agaknya Muhammad akan buat?

Dalam persekitaran hiburan melampau yang tidak langsung bertujuan mengingatkan kita kepada Muhammad dan perjuangannya menyampaikan kalimah-kalimah Tuhan. Bagaimana hampanya rasa beliau apabila dapat tahu ajarannya tak sampai sepenuhnya kepada kita untuk dipraktikkan dalam amalan seharian?

Dan juga bila kita berhadapan dengan mereka yang ingin mengelirukan kita. Guna akal atau sumber autentik yang tak habis, bermain dengan akidah dan kepercayaan yang dipegang selama ini.

Betapa, jika Muhammad itu ada, saya pasti ada tempat mengadu...

Saya rindu. Sangat rindu. Rindu untuk Islam dapat pembelaan seperti dulu. Rindu pada kasih sayang dan keteguhan hati Muhammad. Wahai kekasih Allah, maafkan kami.. Pengorbananmu tak dapat kami pertahankan...

Pernah satu ketika, sedang Nabi Muhammad berkumpul di dalam satu majlis bersama para sahabat, tiba-tiba bergenang air mata beliau. Para sahabat gelisah melihat sesuatu yang tidak mereka senangi di wajah Muhammad. Bila ditanyakan oleh Abu Bakar, beliau mengatakan bahawa beliau terlalu merindui umatnya di akhir zaman yang disebut–sebut sebagai ikhwannya. Para sahabat merasa iri hati, hinggakan Abu Bakar bertanya, "Bukankah kami ini ikhwanmu?". "Tidak, Abu Bakar, kamu semua adalah sahabat-sahabatku, kata Muhammad. "Ikhwanku itu, adalah mereka yang belum pernah melihatku, tetapi mereka beriman dan mencintaiku. Aku sangat rindu untuk bertemu mereka."


[Dalam beliau berperang dengan kesakitan sakaratulmaut, masih sempat memikirkan kita, umatnya yang pada masa itu masih belum wujud lagi. "Sakit ya Jibril.. Wahai Jibril, biarlah kesakitan ini kutanggung untuk umat-umatku. Janganlah mereka rasa apa yang aku rasa. Umatku, umatku, umatku..."]

Ya Tuhan, bantulah kami. Kuatkanlah semangat kami untuk mengembalikan permata Islam di tempat yang sewajarnya... Semoga dengan kehadiran hari ulangtahun Muhammad ini, sinar cahaya terang dengan bebintang bergelapan yang menyambut kelahiran beliau dulu kembali menerangi jalan untuk kami teruskan perjuangan. Bantu kami Ya ALLAH...

"Dan bersaksilah, sesungguhnya kami merinduimu..."

[Masih menunggu kompilasi segmen sirah yang kata Ustaz Zamri IKIM.fm nak keluarkan. Dah lama, masih tak dengar cerita. Harap dapat juga satu hari nanti. Bila kita betul-betul menghayati kisah perjalanan hidup Utusan Terakhir...]

Tuesday, March 18, 2008

ilmu itu tanggungjawab yang berat

Blog ini sedang menyertai cabaran SM Learning, penganjur kelas-kelas, bengkel dan seminar yang boleh membantu kehidupan anda. Sila ke laman web SM Learning di http://www.smlearning.net untuk maklumat lanjut.

Disebabkan entri ini sedang dalam pertandingan, maka ia akan jadi post yang pertama di page ni setiap hari sampai 17 Mac 2008. Untuk entri terkini [jika ada :p ], skrol ke bawah. Terima kasih! :)

----------


Satu ketidakadilan yang berlaku, tapi itulah realitinya. Katanya, siapa yang berusaha, maka dialah yang dapat.

Tapi dalam hal ni, usaha juga bergantung pada kelebihan dan kemampuan. Jikalah memang seseorang tak mampu melanjutkan pelajaran selepas SPM, atau tak sampai SPM pun, tak layakkah dia bersaing dengan pelajar lepasan universiti, dalam mendapatkan pekerjaan?

[Orang bersorak dari belakang: "Buat bisnes la woi!"]

Bisnes satu hal. Penggerak yang paling kuat ialah bila dah terdesak. Tapi untuk permulaan, kebanyakan kita perlu makan gaji dulu untuk dapat kewangan yang tetap setiap bulan. Dah nampak rentak, ruang dan peluang barulah masuk bisnes, sama ada secara sampingan atau sepenuh masa.

Saya tak menentang bisnes. Malah saya menyokong. Sebab nak jadi kaya, memang dengan bisnes saja. Tapi sekarang saya nak bincangkan isu sijil dan makan gaji.

Saya juga pernah 6 tahun dalam pendidikan formal selepas SPM. Sekarang saya baru masuk ke alam pekerjaan. Dalam sebulan ni, saya menimbang-nimbang. Ilmu formal manakah yang saya peroleh di universiti yang boleh digunakan sekarang? Tak banyak.

Yang paling penting, konsep programming untuk digunakan pada semua bahasa. Padahal, pendedahan tentang programming sekelumit cuma. Banyaknya teori yang masih tak tahu nak diaplikasi di mana. Mungkin ada pada satu masa. Tapi bila sampai waktu tu, masih ingatkah saya? Atau masih samakah konsep teknologi waktu belajar dengan pada masa itu?

Tapi, bagi mereka yang benar-benar berada dalam bidang ni dah bermula sejak awal tanpa henti. Mereka explore teknologi dari segenap sudut. Mereka tak peduli apa teori-teorinya. Yang penting, boleh hands-on. Mereka belajar macam mana nak buat tu, kenapa tak macam ni. Pada masa kami belajar untuk lulus periksa.

Dalam bidang sains komputer, kemahiran berteknologi lebih penting dalam nak menjayakan projek-projek syarikat. Jadi, saya sokong pada majikan yang memberi taraf sama ada dari segi kedudukan atau gaji kepada mereka yang lebih banyak menyumbang pada syarikat, bukan pada diploma, ijazah atau masternya.



Bahkan ada pula mereka yang belajar bidang lain, tapi kerjaya dalam bidang lain. Tapi masih dikategorikan dalam kelas lepasan universiti. Maka gaji mereka setaraf dengan pekerja lain yang mempunyai sijil dalam bidang tersebut.

Adik saya sekarang sedang berperang isu sijil ini. Kemahirannya melukis terutama dalam strok manga boleh dikatakan berada pada taraf yang paling tinggi. Bukan saja di Malaysia, mungkin setanding dengan negara asalnya, Jepun. Tapi, adakah syarikat yang melihat pada kemahiran itu lebih daripada sijil yang beliau tak miliki? Melainkan syarikat yang ada 'line' dengannya?

[Fitri sedang mencari kerja tetap sekarang. Peluang yang ada di depan mata cuma freelance. Sesiapa yang menyokong isu yang saya utarakan boleh membantunya mendapatkan pekerjaan]

Rata-rata rakan-rakan yang bekerja sekarang setuju mahu bekerja dan banyak belajar. Mereka memilih bekerja di sektor awam hanyalah sebab gaji yang lebih tinggi daripada yang mereka peroleh di syarikat-syarikat swasta. Ada juga yang sayang meninggalkan syarikat tersebut, bimbang hilang skil.

Jadi, sebenarnya di manakah relevennya keperluan sijil untuk menjamin seseorang lebih cemerlang dalam kerjanya berbanding mereka yang kurang berpendidikan tapi berkemahiran dalam sesuatu bidang?

Ilmu itu sangat penting. Tapi lebih penting ialah kebolehan kita mengaplikasi ilmu yang diperoleh untuk satu-satu tujuan.

Begitu juga halnya dengan belajar al-Qur'an. Kita tak diukur dengan sebanyak mana kita menghafal, tapi sebanyak mana kita faham setiap ayat yang dibaca.

Ilmu itu kuasa. Dengan kuasa yang hebat, tanggungjawab jadi berat. Jadi...

"Ilmu itu tanggungjawab yang berat"

Tuhan juga mengukur bebanan tanggungjawab seseorang dengan ilmu yang dia ada. Yang mengetahui lebih berat tanggungjawabnya daripada yang tidak. Jadi, jika yang tahu buat salah, hukuman yang dikenakan lebih berat daripada yang tak tahu.

Ada sebarang cadangan, sokongan atau bangkangan?

Thursday, March 13, 2008

congratulation fahmi!


My family masa graduasi Fahmi di SBP Integrasi Kuantan. Yang tak termasuk saya dan Fitri [Saya tukang ambil gambar]

Ish, mamat jubah ungu tu dapat 12 1A la untuk SPM! Pasti dibayar gaji tinggi lepas ni. Tapi kena lepaskan universiti dulu. SPM tak jamin apa-apa. Tahniah dan teruskan usaha, Fahmi ;)

Update 14 Mac 2008:

Kejayaan abang bakar semangat Naufal


KUANTAN: “Saya memberi tumpuan penuh dalam kelas selain sentiasa mengamalkan solat hajat memohon memperoleh kejayaan cemerlang dalam pelajaran,” kata pelajar terbaik peringkat kebangsaan Sijil Pelajar Malaysia (SPM), Syed Naufal Syed Ahmad, 18. - besfren Fahmi.

Pelajar Sekolah Berasrama Penuh Integrasi (SBPI) Kuantan itu berkata, selain mengikut jadual belajar disediakan sekolah, dia juga meluangkan masa dua jam sehari untuk mengulang kaji pelajaran.

Menurutnya, sokongan padu keluarga, guru dan rakan turut menjadi pendorongnya belajar bersungguh-sungguh untuk mencatat keputusan cemerlang dalam SPM.

“Pencapaian cemerlang abang yang turut muncul pelajar terbaik SPM tahun lalu menjadi pembakar semangat bagi saya membuktikan kebolehan diri.

“Saya bersyukur dengan kejayaan diperoleh terutama selepas memberi sepenuh tumpuan dalam pelajaran,” katanya yang kini melanjutkan pelajaran di Universiti Teknologi Petronas (UTP) Perak. - dia ni sekali dengan Fahmi interview di UTP dulu, tapi Fahmi tak ada rezeki di sini agaknya.

Tiga pelajar lain SBPI Kuantan juga mendapat keputusan cemerlang 12 1A sekali gus membolehkan sekolah itu muncul antara sekolah berasrama penuh terbaik peringkat negeri dan kebangsaan.

Majlis penyerahan slip keputusan peperiksaan itu kepada pelajar terbabit disempurnakan Pengarah Pelajaran negeri, Abdul Aziz Abdul Latiff, Hadir sama Pengetua SBPI Kuantan, Basirun Abdullah Hasim.

Bagi Ahmad Fahmi Ruzaidi, harapan tinggi keluarga menjadi pendorong utama untuk dia berusaha gigih mencatat keputusan cemerlang dalam peperiksaan itu.

“Selain memberi tumpuan penuh ketika guru mengajar, saya juga mengulang kaji pelajaran secara tersusun dan berjadual.

“Selain mengikut jadual belajar disediakan pihak sekolah, saya meluangkan masa satu hingga dua jam sehari sebagai tambahan,” katanya yang menunggu tawaran ke pusat pengajian tinggi tempatan.

Dia yang mendapat 12 1A berkata, dorongan kakak yang kini belajar di Universiti Islam Antarabangsa Malaysia (UIAM) juga menjadi pendorong untuk berusaha gigih membuktikan kebolehan diri. - That's me! ^_^v


Sumber: www.hmetro.com.my

[Sepatutnya dalam paper ada gambar. Tapi yang versi online ni tak ada pula. Siapa yang sempat dapatkan semalam, bolehlah rujuk]

Monday, March 03, 2008

bersanding

Bacaan dari al-ahkam.net:


Soalan:

Salam akhi thtl,

Ana ada sikit persoalan, apa hukum pasangan yang baru kahwin bersanding?


Jawapan:

Wassalam akhir rocker yg salafi sokmo,

Bersanding ala Raja Sehari ni adat Melayu yang diadaptasi dari budaya Hindu yang suatu masa dulu merupakan agama resmi Nusantara. Apabila Islam datang, maka proses tasyfiyah (pembersihan) kepada amalan beragama dan adat resam Melayu berlaku secara beransur-ansur dan terhenti bila kedatangan Penjajah. Bila Penjajah mengundurkan diri secara fizikal, negara ditadbir oleh pelapis yang tebal semangat kebangsaannya dan mereka telah menggazzettekan persandingan sebagai budaya Melayu yang wajib dipertahankan.

Maka bagi mereka yang ingin meneruskan tasyfiyah, hendaklah menghentikan budaya Hindu tsb, membuangnya dan kembali sepenuhnya kepada Islam secara total. Panggilan mesra ini dibuat sendiri oleh Allah SWT:

"Wahai orang-orang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhannya.."AQT 2:208

Bagi yang masih jahil dan bersungguh-sungguh ingin meneruskan ajaran Hindu ini, kita hendaklah terus menerus menjelaskan dengan hikmah.

Kajian mengenai bersanding bukan budaya Islam telah dilakukan oleh antaranya: Dr Amran Kasimin dalam tesis di Univ Aberdeen Scotland 1987. Juga kajian Dr Fatimah Ali, Akademi Islam UM, 1986 dengan tumpuan kajian di Kelantan. WA



Soalan saya: Berapa ramai je dari orang kita yang tak bersanding? Atau yang berniat untuk tak bersanding?